Halaman

Sabtu, 19 November 2011

DAVID HUME


DAVID HUME
Empirisme Dan Batas-Batas Pengetahuan
Diajukan untuk memenuhi tugas terstruktur pada mata kuliah Filsafat Sains

 






Disusun oleh :
Muhammad Abdul Rojak                   ( 1210 2010 69 )
N. Teni Niswah Tamhida                    ( 1210 2010 75 )
Umi Latifah                                        ( 1210 2011 07 )
Syifa Fauziah                                      (1210 2011 05 )

KEPENDIDIKAN ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
2011
David Hume
Empirisme Dan Batas-Batas Pengetahuan

A.    Bografi
David Hume (lahir 26 April 1711 – meninggal 25 Agustus 1776 pada umur 65 tahun) adalah filsuf Skotlandia, ekonom, dan sejarawan. Ayahnya adalah tokoh negeri itu yang meninggal dunia saat Hume masih anak-anak, sehingga Hume dibesarkan oleh ibunya. Tetapi ayahnya mewariskan banyak uang kepada keluarganya. Karena itu Hume dapat memperoleh pendidikan yang sangat baik, terutama melalui pengajar pribadi di rumahnya. Kemudian ia mendaftar di Universitas Edinburgh untuk belajar sastra klasik. Tetapi Hume tidak puas dengan pendidikan yang diterimanya dan ia memutuskan untuk keluar dari Universitas dan pergi ke Perancis dan menjadi filsuf besar. Hasil karya filsafat yang berlimpah darinya adalah History of England yang terdiri dari enam volume (1757 – 1762). Sebagai seorang ahli ekonomi Hume menyumbang teori uang dan teori perdagangan nasional. Ia menganalisa dampak uang terhadap tingkat suku bunga, kegiatan ekonomi dan harga. Ia juga menjelaskan bagaimana dan mengapa negara-negara tidak mungkin mengalami ketidakseimbangan perdagangan dalam jangka waktu yang lama.
Dia dimasukan sebagai salah satu figur paling penting dalam filosofi barat dan Pencerahan Skotlandia. Walaupun kebanyakan ketertarikan karya Hume berpusat pada tulisan filosofi, sebagai sejarawanlah dia mendapat pengakuan dan penghormatan. Karyanya The History of England merupakan karya dasar dari sejarah Inggris untuk 60 atau 70 tahun sampai Karya Macaulay. Hume merupakan filusuf besar pertama dari era modern yang membuat filosofi naturalistis. Filosofi ini sebagian mengandung penolakan atas prevalensi dalam konsepsi dari pikiran manusia merupakan miniatur dari kesadaran suci; sebuah pernyataan Edward Craig yang dimasukan dalam doktrin 'Image of God'.
Doktrin ini diasosiasikan dengan kepercayaan dalam kekuatan akal manusia dan penglihatan dalam realitas, dimana kekuatan yang berisi seritikasi Tuhan. Skeptisme Hume datang dari penolakannya atas ideal di dalam'. Hume sangat dipengaruhi oleh empirisis John Locke dan George Berkeley, dan juga bermacam penulis berbahasa Perancis seperti Pierre Bayle, dan bermacam figur dalam landasan intelektual berbahasa Inggris seperti Isaac Newton, Samuel Clarke, Francis Hutcheson, Adam Smith dan Joseph Butler.

B.     Empirisme Dan Batas-Batas Pengetahuan
Kutipan dibawah diambil dari karya hume inquiry concerning human knowledge, 1748. Hume meneruskan pikiran locke sampai menemukan batas-batas pengetahuan. Yang penting bagi hume bukanlah pengetahuan yang berasal dari akal tetapi pengetahuan yang berangkat dari sejumlah hasil observasi pengalaman. Rangkaian  peristiwa yang terjadi diantara pengalaman ditentukan oleh hukum sebab akibat. Di dalam teks dibawah ini hume ingin mempelajari fondasi berbagai penalaran dan penyimpulan dalam pengetahuan, sebab menurut dia tidak ada penyimpulan yang pasti benar dan  selalu akurat serta kebal dari kesalahan. Kenapa?
Semua objek pemikiran atau penyelidikan manusia mungkin secara alamiah dapat dipisahkan kedalam dua bagian, yaitu hubungan antar berbagai gagasan dan persoalan yang berkenaan dengan berbagai fakta. Objek pengetahuan manusia yang pertama meliputi pengetahuan Geometri, Aljabar, dan Aritmetika; pendeknya semua penegasan yang secara intuitif dan demonstrasi pasti. Misalnya tiga dikalikan lima sama dengan setengah dari tiga puluh. Proposisi ini mengungkapkan keterhubungan diantara angka-angka tersebut. Proposisi semacam ini di ketemukan dengan menggunakan operasi pikiran semata-mata, tanpa bergantung pada apapun yang ada di alam semesta. Walaupun dalam kenyatannya tidak pernah ada lingkaran dan segitiga akan tetapi kebenaran yeng dideminstrasikan Euclid tetap menyimpan kepastian dan kejelasan lingkaran dan segitiga itu.
Persoalan fakta yang merupakan objek  kedua pemikiran manusia tidak diperoleh dengan cara yang sama seperti pembuktian keterhubungan antar gagasan. Oleh karena itu kebenaran nya juga tidak pasti. Pertentangan atas semua persoalan yang berhubungan dengan fakta masih mungkin terjadi karena kejadian faktawi tidak pernah sungguh-sungguh merupakan suatu kontradiksi dan dipahami oleh akal dengan fasilitas dari  kejelasan yang sama, selama ini bisa dicocokkan dengan realitas proposisi, bahwa matahari tidak akan terbit esok hari merupakan proposisi yang jelas dan sangat masuk akal dan menunjukan tidak lebih kontradiksi dibanding dengan bentuk afirmasinya bahwa matahari  akan terbit esok hari. Bagaimanapun juga akan sia-sia jika berusaha untuk membuktian dan mendemonstrasikan kesalahannya. Apakah proposisi ini secara demonstratif salah, pernyataan ini menunjukan suatu kontradiksi dan tidak akan pernah bisa dengan pasti dan jelas diterima oleh akal.
Barang kali menjadi sebuah persoalan yang pantas untuk diketahui, dengan menyelidiki apa hakekatnya bahwa pembuktian yang menyakinkan kita tentang suatu eksistensi sejati dan persoalan  fakta, dibalik hadirnya kesaksian panca indera kita, atau rekaman ingatan kita. Cabang filsafat ini, bisa diamati dan sedikit diolah oleh filusuf modern dan kuno, dan bagaimanapun juga kesalahan dan keraguan kita atas usaha penyelidikan yang sangat penting.
Semua pemikiran yang berkenaan dengan persoalaan fakta nampaknya ditemukan dalam hubungan sebab dan akibat. Artinya bahwa relasi tersebut hanya dapat kita jalankan lewat kejelasan ingatan kita dan penginderaan kita. Jika kamu bertanya kepada seseorang, mengapa dia mempercayai sebuah kenyataan yang tidak ada; misalnya bahwa temannya berada disebuah Negara, katakanlah di prancis, dia akan memberikanmu sebuah alasan, dan alasan ini akan menjadi beberapa fakta lain seperti sebuah surat yang diterima darinya, dan seseorang menemukan jam atau mesin lainnya disebuah pulau gurun pasir akan menyimpulkan bahwa pernah ada orang yang datang ke pulau itu.
Kita semua memikirkan tentang fakta yang pada hakekatnya sama. Sebagai proposi umum, yang tidak memperbolehkan adanya pengecualiaan, bahkan yang datang dari relasi ini juga tidak tentang satu hal yang dicapai oleh  pemikiran a priori seluruh pengetahuan itu muncul seluruhnya dari sebuah pengalaman, ketika kita menemukan bahwa ada objek khusus yang secara konstan berhubungan antara yang satu dengan yang lainnya. Misalnya sebuah objek hadir pada seseorang melalui akal dan kemampuan alamiah yang kuat sekali: jika objek tersebut seluruhnya baru baginya, dia tidak akan mungkin dengan pengujian yang paling kuat atas kualitas penginderaan sekalipun, menemukan satu sebab atau akibatnya.tidak ada objek yang pernah ditemukan, melalui kualitas yang Nampak pada indera, baik itu sebab yang dihasilkan ataupun akibat yang akan timbul darinya.
Proposisi ini, bahwa sebab dan akibat bisa ditemukan, tidak oleh akal tetapi oleh pengalaman, akan dengan mudah diakui dengan memandang objek tertentu, sebagaimana pernah kita ingat bersama-sama dan ternyata tidak diketahui oleh kita, karena kita harus sadar akan ketidakmampuannya sama sekali, maka kita letakkan dibawah suatu ramalan, apakah justru akan muncul dari akal.
Kebenaran yang sama mungkin tidak akan muncul saat pertama kali dilihat, memiliki kejelasan yang sama dengan memandang peristiwa-peristiwa yang telah menjadi akrab dengan kita dari kemunculan dari pertama kita didunia. Kita mungkin membayangkan kita dapat menemukan akibat ini dengan semata-mata operasi pikiran kita, tanpa pengalaman. harus kita pahami lebih dalam adakah satu objek yang hadir pada kita dan apakah kita perlu menyatakan tentang akibatnya, yang akan diperoleh darinya, tanpa memeriksa dan mengobservasi lebih dulu? Operasi ini harus menemukan dan membayangkan beberapa peristiwa yang mana peristiwa tersebut diandaikan berasal dari objek tersebut sebagai akibatnya, dan operasi ini menjelaskan bahwa penemuan ini semuanya bersifat arbitrer atau sewenang-wenang. Pikiran mungkin tidak akan bisa menemukan akibat dari sebab yang diandaikan, dengan penelitian dan pengujian yang paling akurat sekalipun. Karena satu akibat seluruhnya berbeda dari sebab.
Semua akibat adalah sebuah peristiwa yang berbeda dari sebabnya. Akibat tidak bisa ditemukan dalam sebab, dan penemuan pertama atau kinsepsi pertama atas akibat ini secara a priori, sepenuhnya arbitrer. Akibat utama menggunakan akal manusia itu adalah mereduksi berbagai prinsip, fenomena alamiah yang produktif menjadi kesederhanaan terbesar dan memecah banyak akibat khusus kedalam beberapa sebab umum.
Ketika ditanyakan apakah hakekat semua pemikiran kita mengenai persoalan tentang fakta? Jawabannya adalah mereka ditemukan dalam hubungan sebab akibat. Dan ketika ditanyakan apakah pondasi dari semua kesimpulan itu berasal dari pengalaman? Tetap setelah kita memiliki pengalaman atas operasi sebab akibat, maka kesimpulan dari pengalaman tersebut tidak ditemukan dalam pemikiran atau dalam satu proses pemahaman.          
      Saya akan mengisi diri saya sendiri dalam bagian ini dengan tugas sederhana, hanya akan memberikan jawaban negatif terhadap pertanyaan yang diajukan ini.jawaban ini harus kita usahakan baik untuk menjelaskan maupun untuk mempertahankan pandangangan kita.
Panca indra kita memberitahukan pada kita tentang warna, berat kepadatan atas roti tetapi bukan panca indra dan juga akal yang bisa memberikan pada kita kualitas-kualitas tersebut yang mencocoknya dengan makanan dan menopang hidup manusia .jika sebuah benda memiliki warna dan padat dengan roti tersebut ,yang sebelumnya kita makan akan membuktikan pada kita ,kita tidak keberatan untuk mengulang percobaan dan meramalkan dengan pasti seperti makanan dan penopang tadi. Ini adalah sebuah proses pemikiran yang dengan sudi akan saya ketahui fondasinya. Setidaknya ini harus diakui bahwa disini ada suatu konsekuensi yang digemurkan oleh pikiran, yakni ada satu tahap yang pasti diperoleh, suatu proses berfikir, dan suatu kesimpulan yang ingin dijelaskan. Dua proposi ini jauh dari pengada yang sama, saya telah menemukan bahwa objek seperti itu  selalu diikuti oleh satu akibat tertentu, dan saya meramalkan bahwa objek-objek lain yang mana dalam kenampakannya sama akan diikuti dengan akibat yang sama pula.
Keterkaitan antar proposisi ini tidak intuitif. Disini dibutuhkan suatu medium yang bisa memungkinkan pikiran menggambarkan kesimpulan seperti itu,
Siapa yang menegaskan bahwa ia benar-benar ada, dan darimana asal-usul semua kesimpulan kita mengenai persoalan tentang fakta ini.
Semua pemikiran mungkin dipisahkan kedalam 2 jenis, yaitu pemikiran dalam onstrative atau berkenaan dengan relasi antar gagasan dan penalaran moral atau mengenai persoalan fakta dan ekistensi. Kami berkata bahwa semua argumen yang berkenaan dengan eksistensi ditemukan dalam relasi sebab dan akibat, dari kasus-kasus yang nampak sama kita menerima akibat yang sama .ini adalah ringkasan dari semua kesimpulan eksperimental kita. Kami ia nampak jelas bahwa jika disimpulkan ini dibentuk oleh akal, ia akan sempurna seperti  saat pertama kali,dan berada dalam satu instansi atau wilayah ,setelah begitu lama sebagai suatu wilayah pengalaman. Mestinya dikatakan bahwa dari sejumlah eksperimen yang seragam, kita simpulkan keterkaitan antara kualitas pengindraan dengan kekuatan rahasia; demikianlah saya harus mengakui munculnya kesulitan yang sama namun ditulis dalam istilah yang berbeda. Ketika sebuah objek baru diberkati  dengan kualitas pengindraan yang sama kita menggira merupakan hasil dari kekuatan dan kekuasaan dan keyakinan ini meruppakan satu tahap atau kemajuan pikiran yang ingin dijelaskan.
Jika suatu saat kamu ragu,atau jika setelah berfikir kamu menghasilkan suatu argumen yang mendalam dan berbelit-belit, kamu dengan suatu cara, mengajukan pertanyaan dan mengakui bahwa ini bukanlah penalaran yang mengajak kita untuk mengandaikan masa lalu menyerupai masa depan dan untuk menerima akibat yang sama dari sebab yang ada , yang menunjukan,kesamaan.


JAWABAN SPI IIII B

Nama             : Muhammad Abdul Rojak
NIM               : 1210 2010 69
Kelas              : KI B III
Jurusan          : Kependidikan Islam
Mata Kuliah : Sejarah Peradaban Islam
Dosen              : Dra. Yaswiwati
                           Nurhamzah M.Ag










JAWABAN UAS SPI
1.  Latar belakang munculnya dinasti-dinasti kecil paling sedikit mempunyai dua pola. Pertama, pemimpin lokal melakukan suatu pemberontakan yang berhasil dan menegakkan kemerdekaan penuh. Kedua, seseorang yang ditunjuk menjadi gubernur oleh khalifah menjadi sedemikian kuatnya sehingga ia tidak dapat digantikan dan menunjuk anaknya sebagai pengganti.

2.  Dinasti-dinasti kecil yang memisahkan diri dari kota Baghdad, diantaranya yaitu :
a.       Dinasti Aghlabiyah (184-296 H/ 800-909 M), yang didirikan oleh Ibrahim Ibn Aghlab Ibn Salim, seorang pejabat Khurasan dalam militer Abbasiyah. Kejadian-kejadian penting dinasti ini yaitu : pertama, Ekspedisi untuk merebut pulau yang terdekat dari Tunisia yaitu Sicilia dari Byzantium pada tahun 217 H/827 M. Kedua, menyebarnya peradaban Islam  hingga Eropa, dan ekspedisi lautan yang menjelajahi pulau-pulau di Laut Tengah dan pantai-pantai Eropa seperti pantai-pantai Italia Selatan, Sardinia, Corsica, dan Alp.
b.      Dinsati Fatimiyah (099-1771 M), yang didirikan oleh  Ubaidillah al-Mahdi Putra Husein Ibn Ahmad Ibn Abdullah Ibn Muhammad Ibn Ismail Ibn Ja’far ash-Shadiq. Kejadian-kejadian penting dinasti ini yaitu : Penumbangan gubernur-gubernur Aghlbiyah di Ifriqiyyah dan Rustamiyyah Khariji di Tahart, dan menjadikan Idrisyah Fez sebagai penguasa bawahannya, Sicilia berhasil diduduki  dan melakukan operasi angkatan laut terhadap Istanbul, dan Fatimiyah membangun ibukota baru di Mesir yaitu Kairo Baru (al-Qahirah, “Yang Berjaya”).
c.       Dinasti Ayyubiyah (1171-1250 M), yang dipimpin oleh Salahudin al-Ayubi. Kejadian-kejadian penting dinasti ini yaitu :  penguasaan Alepo dan Mosul, pembangunan benteng bukit di Mukattam sebagai pusat pemerintahan, militer dan untuk mengantisifasi pemberontakan dari pengikut Fathimiyah dan serangan tentara Salib, dan Salahuddin menghapus jejak-jejak terakhir kekuasaan Fatimiyah di Mesir dan mempromosikan di bekas wilayah kekuasan Fatimiyah suatu kebijaksanaan pendidikan dan keagamaan Sunni yang kuat.
d.      Dinasti Mamalik (1250-1517 M), pemerintahan dinasti Mamalik ini dikuasai oleh Mamluk Bahri sejak tahun 648 H/1250 M sampai tahun 792 H/1390 M dan Mamluk Burji dari tahun 784 H/1382 M sampai tahun 922 H/1517 M. Kejadian-kejadian penting dinasti ini yaitu : sebagai penghalau serangan Moghol, mengalahkan Hulagu Khan dalam pertempuran di ‘Ayn Jalut pada tahun 658 H/1260 M dan membersihkan tentara Salib di pantai Syro-Palestina.

3.  Perang Salib (The Crusades) merupakan perang keagamaan selama dua abad yang terjadi sebagai reaksi umat Kristen di Eropa terhadapa umat Islam di Asia yang dianggap sebagai pihak penyerang.

4.  Latar belakang terjadiya Perang Salib disebabkan oleh fakor-faktor utama yaitu agama, politik, dan sosial ekonomi.

5.  Kejadian pada periode ke I,II ke III dan pengaruh Perang Salib.
a.       Kejadian-kejadian pada periode Perang Salib
a)      Periode ke I (Periode penaklukan : 1096-1144 M).
-          Jalinan kerjasama antara Kaisar Alexius I dan Paus Urbanus II berhasil membangkitkan semangat umat Kristen, terutama akibat pidato Paus Urbanus II pada konsili Clermont tanggal 26 November 1005 M.
-          Pasukan Salib yang dipimpin oleh Pierre I’Ermite terjadi bentrokan dengan penduduk Hongaria dan Byzantium dan akhirnya dapat dikalahkan oleh pasukan dinasti Saljuk dengan mudah.
-          Pasukan Salib yang dipimpin oleh Godfrey, Bahemond, dan Raymond sebagai ekspedisi militer yang terorganisir. Mereka menduduki kota suci Palestina (Yerussalem) dengan terlebih dahulu merebut Anatolia Selatan, daerah Tarsus, Antiokia, Aleppo, dan ar-Ruha’. Akibat kemenangan itu, berdiri beberapa kerajaan Latin-Kristeun di Timur.
b)      Periode ke II (Periode Reaksi Umat Islam : 1144-1192).
-          Kaum Muslimin menghimpun kekuatan sehingga dapat membendung serangan pasukan Salib dan berhasil merebut kembali Aleppo, Hamimah, dan Edessa (ar-Ruha’)
-          Pertempuran sengit terjadi antara pasukan Salahuddin al-Ayyubi dengan pasukan Philip dan Richard yang diakhiri dengan genjatan senjata dan membuat suatu perjanjian (disebut Shulh al-Rahmlah).
c)      Periode ke III (Periode perang saudara kecil-kecilan atau kehancuran di dalam pasukan Salib : 1193-1291 M).
-          Pasukan Salib yang dipersiapkan untuk menyerang Mesir ternyata membelokkan Haluan menuju Constantinopel.
-          Raja al-Malik al-Kamil dari dinasti Ayyubiyah membuat penjanjian dengan Federick II.
-          Munculnya pahlawan wanita yang terkenal gagah berani yaitu Syajar ad-Durr. Ia berhasil menghansurkan pasukan raja Lousi IX dari perancis dan sekaligus menangkap raja tersebut.
b.       Pengaruh Perang Salib
-          Dalam bidang Militer : Dunia Barat menemukan persenjataan dan teknik berperang yang belum pernah mereka temui sebelumnya di negerinya.
-          Dalam bidang perindustrian : Dunia Barat banyak menemukan kain tenun sekaligus peralatan tenun di dunia Timur. Untuk itu mereka mengimpor berbagai jenis kain seperti Mosselin, satin, dan damast dari Timur ke Barat dan mereka juga menemukan berbagai jenis parfum, kemenyan, dan getah Arab yang dapat mengharumkan ruangan.
-          Dalam bidang Pertanian: Dunia Barat menemukan sistem pertanian yang sama sekali baru di dunia Barat dari dunia Timur-Islam seperti model irigasi yang praktis dan jenis tumbuh-tumbuhan dan buah-buahan yang beraneka macam. Disamping itu juga, mereka menemukan gula yang dianggap cukup penting.
-          Dalam bidang perdagangan : sebagai akibat hubungan perniagaan dengan Timur menyebabkan mereka menggunakan mata uang sebagai alat tukar barang, sebelumnya mereka menggunakan barter. Kekayaan kerajaan dan rakyat kian melimpah hingga membuka jalan perdagangan sampai ke Tanjung Harapan dan lama kelamaan perdagangan dan kemajuan Timur berpindah ke Barat (Eropa).
-          Ilmu Astronomi yang di kembangkan Islam sejak abad ke-9 telah mempengaruhi lahirnya berbagai obsevatorium di dunia barat.

6.  Asal-usul dan perkembangan/kemajuan 3 kerajaan Besar
a.       Asal-usul 3 kerajaan besar
1)      Kerajaan Turki Usmani yaitu berasal ketika terjadi serangan mongol terhadap Seljuk pada tahun 1300 M menyebabkan Sultan Alaudin II dinasti ini terpecah-pecah menjadi sejumlah kerajaan Kecil. Dalam kondisi kehancuran Seljuk inilah, Ustman mengklaim kemerdekaan secara penuh atas wilayah yang didudukinya, sekaligus memproklamirkan berdirinya kerajaan Turki Usmani.
2)      Kerajaan Dinasti Safawi yaitu berasal dari tarekat Safi al-Din (pendiri tarekat Safawiah), bahwasannya tarekat ini mengubah gerakan keagamaan menjadi gerakan politik. Gerakan politik pertama dilakukan oleh Ismail Ibn Haidar dengan menaklukan Anatolia.
3)      Kerajaan Dinasti Mughal yaitu berasal ketika Ibrahim Lodi (cucu sultan Lodi), sultan Delhi terkhir, memenjarakan sejumlah bangsawan yang menentangnya. Hal ini memicu pertempuran antara Ibrahim Lodi dengan Zahiruddin Babur (cucu Timur Lenk) di Panipazh (1526 M). Ibrahim Lodi terbunuh dan kekuasaannya berpindah ke tangan Babur, sejak itulah berdiri dinasti Mughal di India, dan Delhi dijadikan ibu kota.
b.      Perkembangan/Kemajuan 3 kerajaan besar
1)      Kemajuan kerajaan Turki Usmani :   Dalam bidang Militer dan perluasaannya, Bidang Pemerintahan, Bidang Agama dan Budaya, dan dalam  Bidang Intelektual.
2)      Kemajuan kerajaan Dinasti Safawi yaitu menurut Marshal G.S. Hodgson yang dikutip Jaih Mubarok (2004:133), pada zaman Khudabanda (1666), Isfahan memiliki 162 Mesjid, 48 perguruan, 162 Caravansaries (?), dan 273 tempat pemandian umum yang hamper seluruhnya dibangun oleh Abbas I dan penggantinya, Abbas II. Pada tahun 1510 M, sekolah seni lukis Timuriah dipindahkan dari Heart ke Tibriz. Di sekolah ini diterbitkan Syah Nameh (buku tentang raja-raja) yang memuat lebih dari 250 lukisan dan bermunculan para ulama di Persia.
3)      Kemajuan Dinasti Mughal yaitu dalam menjalankan pemerintahannya bersifat militeristik, kemajuan dalam bidang politik membawa kemajuan pada bidang lain seperti ekonomi dengan mengembangkan program pertanian, pertambangan, dan perdagangan. Selain untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri, hasilnya diekspor ke Eropa, Afrika, Arabia, dan Asia Tenggara.

7.  Faktor-faktor kemunduran dan kehancuran 3 kerajaan besar
a.       Faktor-faktor kemunduran Kerajaan Turki Usmani yaitu :
1)      Faktor Internal
-          Luasnya wilayah kekuasaan
-          Heterogenitas penduduk
-          Kelemahan para penguasa
-          Budaya pungli
-          Pemberontakan tentara Jenniseri
-          Merosotnya ekonomi
-          Terjadinya stagnasi dalam lapangan ilmu dan teknologi
2)      Faktor Eksternal
-          Timbulnya gerakan Nasionalisme.
-          Terjadinya kemajuan teknologi di Barat, khususnya dalam bidang persenjataan.
b.      Faktor-faktor kemunduran Kerajaan dinasti Safawi yaitu :
1)      Faktor Internal
-          Sulaiman melakukan penindasan dan pemerasan terhadap ulama Suni dan memaksakan ajaran Syiah kepada mereka.
-          Penindasan yang semakin parah yang dilakukan oleh pengganti Sulaiman yaitu Sultan Husein.
2)      Faktor Eksternal
-          Munculnya pemberontakan yang dipimpin oleh Mahmud Khan (Amir Kandahar).
-          Adanya serangan dari Turki dan Rusia. Dan Sebagian besar wilayah oleh dikuasai oleh Afghan, Turki Usmani dan Rusia.

8.  Nama-nama tokoh Pembaharuan dalam Islam
a.       Muhammad Ibn Abd al-Wahhab
b.      Jamaludin al-Afghani
c.       Muhammad Abduh
d.      Muhammad Rasyid Rida, dan
e.       Muhammad Iqbal

9.  Perkembangan dan pembangunan para tokoh Pembaharuan Islam
a.       Muhammad Ibn Abd al-Wahhab
-          Ajaran kaum Wahhabiyah terhadap dunia Islam terutama paham Tauhid, kembali mempengaruhi pemikirian dan usaha-usaha pembaharuan pada periode modern dari sejarah.
-          Sikap teokratik-revolusioner yang ditunjukkan oleh gerakan Wahhabiyah banyak mempengaruhi gerakan melitansi yang ada pada abad ke-19.
b.      Jamaludin al-Afghani
-          Melahirkan pemikiran politik yang memiliki dua unsur utama yaitu Kesatuan dunia Islam dan Populisme.
c.       Muhammad Abduh
-          Muhammad Abduh berhasil memasukan ilmu pengetahuan umum ke dalam kurikulum al-Ashar.
-          Menggerakkan al-Azhar untuk menata kembali metode pengajarannya.
d.      Muhammad Rasyid Rida memberikan pembaharuannya secara garis besar dapat dikelompokan menjadi tiga, yaitu :
-          Keagamaan
-          Pendidikan, dan
-          Politik.
e.       Muhammad Iqbal memberikan pembaharuan dalam tiga bidang, yaitu :
-          Keagamaan
-          Pendidikan, dan
-          Politik.

10.                   Dunia Islam abad XIX dan XX.
a.       Beberapa kejadian pada abad ke-16 dan 17 M diantarnya yaitu :
-          Eropa mulai bangkit meninggalkan masa kegelapannya menuju zaman modern.
-          Eropa mengembangkan sains dan teknologi yang di pelajari dari dunia Islam, dan menerjemahkan buku-buku berbahasa Arab ke dalam bahasa Latin.
-          Munculnya Renaisance di Eropa dan di temukannya mesin uap.
-          Columbus menemukan benua Amerika pada tahun 1492 M.
-          Portugis mengalahkan dan menghancurkan persekutuan armada Islam termasuk armada Mesir dekat Diu, di barat pantai India.
-          Timbulnya perbudakan (kolonialisme) diseluruh dunia Islam, baik secara langsung ataupun tidak langsung.
-          Di Eropa, sains dan teknologi berkembang pesat, namun di dunia Islam tidak ada lagi sains dan teknologi sehingga dunia Islam mengalami kekalahan dalam setiap peperangan, di sebabkan menggunakan persenjataan yang masih tradisional.
b.      Faktor-faktor Penetrasi Kolonia Barat atas Dunia Islam
1)      Faktor Internal
-          Politik umat Islam mengalami kemunduran sejak abad ke-17.
-          Ekonomi dunia Islam mengalami kemunduran akibat besarnya biaya anggaran militer untuk mempertahankan wilayah kekuasaan yang luas.
-          Pemikiran tradisional berkembang di dunia Islam.
2)      Faktor Eksternal
-          Ekonomi barat mengalami kemajuan.
-          Politik/penguasaan wilayah akan memudahkan penguasa kolonial melakukan hubungan dagang dan monopoli.
-          Pemikiran rasional berkembang di Barat yang berasal dari dunia Islam terutama dari universitas-universitas yang ada di Spanyol dan Sicillia.
c.       Pembebasan diri orang Indonesia dari Kolonia Barat yaitu dengan berjuang melawan kolonialisme dengan munculnya Gerakan Padri di Sumatra, pemberontakan di jawa, pemberontakan petani di Banten, dan bermunculan lagi partai politik besar yang menentang penjajahan seperti Sarekat Islam (SI) dan partai politik lainnya seperti PNI, PNI-Baru dan Permi. Gagasan-gagasan nasionalisme dan gerakan-gerakan untuk membebaskan diri dari kekuasaan penjajah Barat pun bangkit di negeri-negeri Islam lainnya.